Senin, 03 Januari 2011

Mengaji Atau Belajar?

Ilustrasi: pasarkreasi.com
Oleh: Dina Samodra

“Ustadzah, maaf satu minggu ini anak saya libur dulu ya... ngajinya, karena dia lagi ujian nih…, biar fokus pikirannya,” kata seorang ibu kepadaku setiap kali musim ujian tiba. Ibu ini hanya salah satu dari banyaknya orangtua yang meliburkan anaknya dengan alasan mempersiapkan ujian. Maka tak heran bila ujian tiba maka berkurang pula jumlah santri yang mengaji.


Tetapi ada pula orang tua yang malah lebih memilih anaknya mengaji, muraja’ah hafalan, dan malah menambah hafalan anaknya, padahal besok ujian di sekolahnya. Lalu pertanyaannya, mana nih yang benar, libur mengaji atau tetap mengaji?

Jawabannya tergantung pada bagaimana mindset atau pola pikir kita akan pentingnya Al Qur’an dalam hidup. Bila kita memiliki pola pikir bahwa membaca dan menghafal Al Qur’an tidak terlalu penting dan semakin membuat beban anak kita bertambah, maka mari kita menengok pada sejarah. Banyak ilmuwan islam yang telah menorehkan namanya dalam catatan sejarah sebagai penemu yang mampu mengubah peradaban dunia. Seperti Ibnu Sina (kedokteran), Abbas Ibn Firnas (mesin terbang), Aljabar (yang namanya diambil dari judul kitab matematikawan terkenal abad ke-9 Kitab "Al-Jabr Wal Mugabhala”), penemu Optik, dan masih banyak ilmuwan Islam lain yang semuanya adalah penghafal Qur’an.

Al Qur’an adalah pintu gerbang menuju kecerdasan holistik, apakah itu kecerdasan fisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spritual. Menghafal Qur’an secara langsung akan melatih dan merangsang otak dengan baik. Para peneliti otak mengibaratkan otak seperti otot yang jika dilatih akan semakin besar, kuat, dan kokoh. Aktivitas menghafal ini sangat penting, apalagi yang dihafal adalah Al Qur’an, sebuah kitab suci yang memiliki keutamaan dan sebuah mukjizat bagi umat manusia. Bila kita merasa bahwa menghafal dan membaca Al Qur’an menyita banyak waktu, maka sesungguhnya tidaklah demikian karena waktu yang kita gunakan untuk itu diganti oleh Sang Pemilik Waktu dengan kemudahan dalam menyerap pelajaran yang lain.

Saya teringat saat masih berstatus pelajar dulu. Waktu itu, saya diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal Fisika yang sebelumnya sulit saya kerjakan hingga memerlukan waktu sampai tiga jam untuk menyelesaikannya. Maka saya memilih untuk membaca Al Qur’an, mengulang hafalan dan menambah hafalan baru. Setelah itu baru saya mulai untuk mengerjakan soal Fisika tersebut. Hasilnya subhanallah, saya hanya perlu waktu kurang dari satu jam untuk menyelesaikannya.  Saya yakin semua itu karena Allah telah memudahkan saya untuk mengerjakannya, disebabkan saya telah berusaha untuk menghafal firman-Nya. Suatu reward yang luar biasa bukan?

Mari kita lihat firman Allah dalam Q.S Al Qomar: 17 :
“...dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk (dihafal, dibaca, ditulis, dan diambil pelajaran), Maka adakah orang yang mengambil pelajaran (dari kemudahan ini)?”
Terdapat lima penekanan dari Allah SWT, bahwa Al Qur’an tidak diragukan lagi merupakan kitab suci yang dimudahkan untuk dibaca, dihafal, dipahami, diamalkan dan diajarkan kembali:

  1. Pertama, ayat ini terulang sebanyak 4 kali dalam sastra arab hal ini menunjukkan taukid (penekanan).
  2. Kedua, huruf “wawu” diawal ayat adalah wawu Qosam (sumpah) yang berarti “Demi Allah”.
  3. Ketiga, huruf “lam” setelah wawu adalah lam taukid.
  4. Keempat, “qod” yang mendahului fifil madhi (kata kerja lampau) diatas mempunyai kaidah tahqiq yang berarti merupakan bentuk penekanan (artinya: sungguh)
  5. Kelima, kata “yassara” adalah bentuk fiil mahdi (kata kerja lampau) mempunyai arti tahaqqul wuqu’ yang berarti pasti terjadinya.
Sungguh Allah telah memberikan sebuah pedoman hidup yang mudah untuk dipelajari, dihafal dan diamalkan. Sayangnya tidak sedikit yang meragukan kemudahan ini, oleh karena itu diakhir ayat ini Allah azza wajallahu katakan: adakah yang mau mengambil kemudahan Al qur’an ini? Istifham disini merupakan bentuk “keheranan” Allah kepada manusia, sudah dimudahkan sedemikian rupa tapi hanya sedikit yang mengambil kemudahan ini. 1)   
Dengan begitu bila semakin kita mendekatkan diri dengan berinteraksi dengan Al Qur’an sebagai pedoman hidup kita maka akan semakin baik pula kualitas hidup kita. Maka faktanya adalah membaca dan menghafalkan Al Qur’an sama sekali tidak mengganggu kualitas pelajaran yang lain. Malah sebaliknya dengan menghafal Al Qur’an, anak akan semakin mudah dalam memahami pelajaran lain. Bahkan mampu membuat anak terhindar dari pengaruh negatif  yang ada di sekitarnya.

Jadi hal pertama yang  harus kita lakukan kepada diri sendiri yaitu mengubah pola pikir kita akan pentingnya Al Qur’an dan membimbing mereka untuk penjadi penghafal Qur’an. Karena ketika mereka mampu menghafal pedoman hidup mereka maka mereka akan mampu menghadapi hidup dan mengetahui tujuan hidup mereka.

Wallahua'lam bi showab

1) Al–Ustadz Al-Hafizh Sobari Sutarip, Lc. MA, Menghafal Al Qur’an dengan cepat & ceria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin LANGSING dan SEHAT dengan
JUICE NUTRISI rasa es krim?

Tanya saya bagaimana!

081-999-548-688 | http://www.DietAsyik.blogspot.com | www.facebook.com/elkaferani

Entri Populer