Senin, 14 Februari 2011

Say No to Valentine! (Flash Fiction)

Cerita berikut hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu hanya kebetulan saja, nggak usah dimasukin ke hati! Yang perlu dimasukin ke hati adalah: SAY NO TO VALENTINE!

---------------------------------------------------------------
AKU JUGA PUNYA CINTA
Oleh: Elka Ferani

Film romantis. Kado pinky. Coklat berbentuk hati.

Ugh! Kumatikan televisi dengan geram. Jelang 14 Februari, selalu begini.  Membuatku terkenang pada  masa itu. Perkenalan awalku dengan Aldo, mantan suamiku.


Aku bertemu dengannya belasan tahun lalu, dalam sebuah pesta perayaan Valentine. Hari  itu begitu indah. Dan selanjutnya, tiga tahun berturut-turut kami selalu merayakan 14 Februari sebagai hari pertama kali kami bertemu. Kami bahkan menikah di tanggal 14 Februari.

Ternyata, kehidupan pernikahan kami tak semanis kisah pertemuan dan masa pacaran. Belum genap sebulan menikah, piring dan gelas di rumah telah sering melayang. Di bulan kedua, aku hamil. Tapi Aldo malah selingkuh dengan sekretarisnya.

Kami bercerai setelah Alisha lahir. Dia lantas pergi begitu saja. Dia mangkir dari kewajibannya membiayai putri hasil pernikahan kami. Aku sangat terpuruk. Dengan keahlian terbatas, yang bisa kulakukan cuma menjadi karyawati rendahan dengan gaji di bawah UMR, yang kerap harus lembur pula dengan tambahan gaji sangat minim.

Kadang aku bertanya dalam hati, mengapa nasibku seperti ini? Padahal, aku merasa telah mengenal Aldo luar-dalam, dan itu yang membuatku mantap menikah dengannya. Mengapa begitu cepat ia berubah, dan rumah tangga kami menjelma neraka?

Aku iri pada adikku, Nia, yang kini bahagia dengan suaminya. Usaha yang mereka dirikan bersama mulai menapak maju, bahkan sudah bisa membeli rumah tipe menengah. Beda dengan diriku, yang cuma bisa menyewa sebuah rumah petak kecil yang atapnya bocor di sana-sini.

Padahal, ketika Nia hendak menikah, aku sempat mengejeknya. “Apa yang bisa kamu harapkan dari cowok kayak dia? Masih kuliah kok udah nekad mau kawin? Mau dikasih makan apa kamu sama dia?” sinisku. Apalagi, pernikahan mereka dijodohkan oleh seorang ustadz. Menikah tanpa dasar cinta, gimana bisa bahagia?

***

“Alisha!”

Gadis ABG itu mengurungkan langkah.

“Mau ke mana?”

Tertunduk dalam diam.

Kuamati pakaian dan aksesorisnya yang serba pink. Juga sesuatu berbungkus pink di tangannya.

“Mama sudah bilang, nggak usah ikut-ikutan Valentin-an!”

Kurampas kado itu. “Ini untuk siapa?”

“Jangan, Ma!”

Terlambat! Kertas pink itu telah koyak oleh sentakan tanganku.

Sebuah jaket macho, dengan selembar kartu merah jambu.

“Kecil-kecil sudah main cinta-cintaan. Mau jadi apa kamu, heh?”

“Mama jahat!” mata itu penuh kaca sekarang. “Apa aku tidak berhak dicintai?”

“Apa maksudmu?”

“Ingat waktu hari ibu kemarin, Ma? Waktu aku memberi Mama kado? Mama tau? Aku rela nggak jajan sebulan demi bisa beli kado buat Mama. Aku sayang Mama. Tapi …” airmatanya menderas.

“… tapi Mama malah memarahi aku, bilang aku boros! Padahal aku cuma ingin nyenengin Mama. Supaya Mama sayang padaku. Sebenarnya aku nggak mau kayak gini. Aku merasa bodoh pakai baju serba pink kayak gini. Tapi … kata Roni, aku pasti cantik kalau pakai baju pink, khusus hari ini saja. Karena kami akan jadi pasangan serasi. Akan kutunjukkan ke teman-temanku, aku juga punya seseorang yang mencintaiku …”

Kertas merah jambu di tanganku terlepas. Lidahku kelu, mataku panas. Aku sangat membenci Valentine, karena pengalaman pahitku. Dan baru kemarin aku mendapat alasan lain untuk say no to Valentine, setelah hadir di pengajian atas ajakan adikku. Tapi ternyata, aku sendiri menjadi penyebab anakku ikut merayakan Valentine!

---------------------------------------------------------------
Pas 500 kata termasuk judul dan nama penulis.
FF (flash fiction) ini diikutkan dalam lomba FF Bukan Cinta Ala Valentine’s Days.

BIODATA PENULIS

Elka Ferani lahir di Denpasar, 21 Februari 1980. Anak kedua dari tiga bersaudara ini gemar menulis sejak kelas 1 SD. Pendidikan terakhirnya ditempuh di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Setelah itu sempat beberapa tahun bekerja sebagai penerjemah buku freelance di sejumlah penerbit nasional. Mulai menulis fiksi Islami saat kuliah tingkat 2, beberapa cerpennya dimuat di majalah Annida. Cerpennya yang berlatar Bali berjudul “Di Ujung Pengharapan” menjadi Pemenang 2 Lomba Menulis Cerita Pendek Islami Majalah UMMI tahun 2007. Kini tinggal di Jimbaran, Bali. Dapat dihubungi melalui HP 081-999-548-688 atau via e-mail/FB: elkaferani@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin LANGSING dan SEHAT dengan
JUICE NUTRISI rasa es krim?

Tanya saya bagaimana!

081-999-548-688 | http://www.DietAsyik.blogspot.com | www.facebook.com/elkaferani

Entri Populer